Seandainya kamu membeli sepuluh Bitcoin dengan harga $6 (sekitar
Rp80 ribu) per koin di Januari 2012 dan kamu simpan sampai sekarang
maka sepuluh koin kamu berharga Rp2.5 Miliar (kurs Desember 2017)
Jika kamu tertarik dengan Bitcoin namun belum mengerti benar maka kamu
datang ke tempat yang tepat, karena kami akan membahas berbagai
pertanyaan seputar Bitcoin yang paling sering ditanyakan.
Bagaimana cara kerja Bitcoin?
Pada dasarnya Bitcoin adalah satu jurnal digital yang mencatat siapa mempunyai berapa Bitcoin.
Bank pada umumnya juga mempunyai jurnal seperti ini untuk mencatat
nasabah A mempunyai berapa banyak uang. Yang membedakan Bitcoin adalah
jurnal digital ini tidak disimpan di sebuah instansi atau pihak
tertentu.
Di Bitcoin, jurnal digital ini disimpan pada masing-masing orang,
atau siapapun yang ingin memiliki dan membantu proses transaksi
(disebut maintainers). Jadi ketika sebuah jurnal digital rusak
maka kamu mempunyai cadangan dari seluruh pengguna lainnya. Tidak ada
satu pihak yang mengontrol jurnal ini, semuanya berpartisipasi.
Tapi karena semua orang dapat memiliki jurnal digital ini
maka mereka bisa mengetahui jumlahnya dan setiap transaksi yang terjadi. Jadi katakanlah hari ini kamu ingin menjadi maintainers, maka kamu dapat meminta catatan jurnal ke jaringan dan mengunduhnya, kamu lalu dapat melihat isinya.
Walaupun demikian kamu tidak dapat mencari tahu siapa pemiliknya
karena data yang tersimpan adalah Bitcoin address (bayangkan nomor
rekening), tanpa nama, alamat atau informasi pribadi lainnya.
Ketika Andi mengirimkan Susi 1 Bitcoin (BTC), maka sebuah instruksi akan dikirim ke seluruh jaringan yang memegang copy
jurnal ini. Instruksinya adalah untuk memindahkan 1 BTC dari Andi
(mengurangi) ke Susi (menambahkan). Setelah instruksi ini berjalan maka
keseluruhan jurnal dalam jaringan akan mendapatkan update.
Untuk mencegah pemalsuan instruksi maka jaringan membutuhkan bukti
bahwa instruksi untuk memindahkan 1 BTC berasal dari pemilik aslinya
yaitu Andi. Ini adalah tugas dari private key yang hanya milik
Andi. Melewati proses komputasi elektronik, jaringan dapat memverifikasi
transaksi ini dan membuktikan bahwa memang Andi yang mengirimkan
instruksi.
Berbeda dengan tanda tangan di cek yang dapat dipalsukan secara terus menerus, private key ini akan menghasilkan signature yang berbeda-beda setiap transaksinya. Transaksi selanjutnya akan menghasilkan signature (penanda bahwa ini adalah pemilik asli) berbeda.
Apa kelebihan Bitcoin ketimbang mata uang konvensional?
- Bitcoin menggunakan sistem desentralisasi. Tidak ada satu pihak yang mengatur (seperti bank) karena semua orang berpartisipasi dalam prosesnya. Ini berarti tidak ada pihak yang bisa memutuskan satu pihak atau membuat kebijakan baru yang memberatkan pemilik mata uang ini. Sebagai contoh sebuah Bitcoin address tidak dapat dibekukan oleh sebuah pihak.
- Pembeliannya mudah. Tidak seperti bank yang membutuhkan langkah-langkah dan dokumen, kamu bisa mempunyai Bitcoin dalam 5 menit saja.
- Kerahasiaan terjaga. Ini mungkin tidak sepenuhnya benar, lagi pula tidak ada sistem yang sempurna. Seseorang dapat membuat Bitcoin Address tanpa menyediakan nama atau alamat. Bayangkan kamu dapat membuat rekening tanpa nama atau alamat, dan langsung mendapat nomor rekening yang aktif.
- Transparan. Uniknya adalah di saat yang bersamaan, semua orang dapat melihat dan memiliki catatan jurnal. Akan ada informasi Bitcoin address dan berapa jumlahnya. Tapi tidak akan ada informasi siapa pemilik Bitcoin address tersebut. Ini contoh transaksi Bitcoin yang diterima oleh Wikileaks
- Pengiriman Bitcoin sangat cepat, serta tanpa syarat maupun batasan transfer.
- Biaya transfer Bitcoin juga sangat-sangat kecil, dan tidak mempunyai biaya-biaya administrasi.
Apa yang bisa kamu lakukan dengan Bitcoin?
Pertama, kamu bisa menggunakannya untuk melakukan pembayaran di berbagai merchant, atau melakukan transfer ke sesama pengguna. Namun akhir-akhir ini, banyak layanan seperti platform game
Steam yang semula menerima pembayaran dengan Bitcoin, namun kemudian
menghentikan fitur tersebut. Penyebabnya adalah harga Bitcoin yang terus
berfluktuasi.
Kedua, kamu juga bisa menggunakan Bitcoin sebagai komoditas investasi
seperti emas. Kamu bisa membelinya saat harganya murah, dan menjualnya
ketika harganya semakin tinggi.
Bagaimana cara mendapat Bitcoin?
Pertama, membeli Bitcoin langsung dengan menukarkan
mata uang resmi dengan Bitcoin. Di Indonesia, kamu bisa membeli Bitcoin
lewat beberapa situs, seperti Bitcoin.co.id, Luno, serta CoinBase. Lewat platform tersebut, kamu pun bisa menukarkan Bitcoin yang kamu miliki dengan mata uang Rupiah.
Kedua, Kamu bisa mendapatkan Bitcoin dengan cara
menjadi maintainers dan melakukan verifikasi terhadap transaksi (Bitcoin
Mining). Ketika kamu berhasil melakukan ini, sistem akan memberikan
kamu Bitcoin. Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang Bitcoin
Mining.
Ketiga, kamu dapat menawarkan jasa atau barang kepada seseorang yang memiliki Bitcoin dan menerima pembayaran dengan Bitcoin.
Berapa nilai tukar Bitcoin?
Nilai tukar Bitcoin tidak pasti dan terus berubah-ubah. Saat artikel ini ditulis nilai tukar 1 BTC mencapai Rp250 juta. Untuk memantau nilai tukar Bitcoin dengan Rupiah, kamu bisa mengunjungi situs Bitcoin.co.id.
Kenapa harga Bitcoin turun atau naik?
Penyebab fluktuasi nilai tukar Bitcoin adalah penawaran dan permintaan. Ketika permintaan tinggi dan jumlah Bitcoin yang tersedia rendah maka harga Bitcoin akan tinggi, berlaku sebaliknya.
Apa yang menyebabkan Bitcoin bisa naik begitu tinggi adalah karena
Bitcoin tidak berdasar pada nilai yang sebenarnya. Nilai saham
perusahaan naik bisa karena pendapatan mereka naik atau jumlah penjualan
meningkat. Tapi Bitcoin hanya berbasis kepercayaan para pembeli bahwa
harganya akan naik. Dengan demikian tidak ada dasar yang menjadi jaminan
atau pengukuran naik turunnya harga.
Berapa jumlah Bitcoin yang beredar?
Algoritma yang digunakan Bitcoin telah dirancang untuk menghasilkan
21 juta Bitcoin hingga tahun 2124 (perkiraan). Sampai bulan ini telah
beredar sebanyak 16.700.000 Bitcoin jadi tersisa 4.300.000 Bitcoin lagi.
Peredaran Bitcoin bisa kamu pantau malalui website Blockchain.
Apakah jumlah itu bisa bertambah?
Secara coding ini tidak akan terjadi. Namun batas Bitcoin
ini sebenarnya tidak menjadi masalah. Jika Bitcoin sudah berhenti
ditambah (21 juta Bitcoin) dan mayoritas miner (51%) memutuskan untuk
mengganti software dengan fungsi baru (misalnya memecah satuan terkecil
Bitcoin menjadi lebih kecil lagi) maka Bitcoin akan mengalami fork, ada
pecahan Bitcoin dengan aturan bermain yang berbeda.
Sejauh ini sudah ada 2 fork dari Bitcoin: Bitcoin Cash dan Bitcoin Gold.
Apakah Bitcoin merupakan satu-satunya mata uang digital yang ada?
Tidak.
Terdengar sangat menjanjikan, apa potensi kerugiannya?
- Bitcoin dibangun atas dasar kepercayaan komunitas terhadap harganya. Tidak ada nilai dasar dan penjamin selain komunitas. Jika komunitas suatu hari memutuskan bahwa Bitcoin sudah tidak ada gunanya, maka di saat itu Bitcoin tidak ada artinya.
- Karena tidak memiliki nilai dasar maka Bitcoin sangat fluktuatif, ini bisa berarti dalam 1 hari nilainya bisa turun jauh tanpa sebab. Suatu hari bisa turun empat puluh persen (terjadi karena China menyatakan tidak support BTC), dan juga bisa naik tiga puluh persen dalam empat jam.
- Potensi hacking juga masih besar, sama seperti sistem digital lainnya. Sampai detik ini sudah terjadi belasan hack dengan nilai yang mencapai lebih dari Rp7 triliun. Hacking ini terjadi bukan terhadap sistem Bitcoin keseluruhan, namun kepada penyedia Bitcoin (trader) dan lalu mentransfer Bitcoin yang ada di trader kepada akun lain.
Bitcoin Mining – Menambang Bitcoin
Bitcoin mining terdengar seperti aktivitas menambang emas. Namun yang
sebenarnya terjadi tidak sekeren itu. Ketika instruksi dikirim ke
jaringan untuk memindahkan 1 BTC dari A ke B, para maintainer akan berebut untuk melakukan validasi transaksi serta memecahkan masalah matematika yang kompleks.
Mereka yang berhasil melakukan validasi pertama kali akan diberikan imbalan berupa sejumlah kecil Bitcoin.
Pertanyaannya adalah dari mana Bitcoin ini? Sistem menciptakan langsung
Bitcoin untuk para miners ini, tidak diambil dari Bitcoin yang sudah
ada. Inilah yang menambah jumlah Bitcoin yang ada di pasar.
Walaupun terkesan mudah namun para miner ini perlu
memecahkan masalah matematis yang rumit, sehingga mereka memerlukan
hardware yang kencang dan boros listrik. Itu mengapa kamu akan melihat
begitu banyak hardware di sebuah tempat miner Bitcoin yang serius.
Ini juga berarti tidak ada gunanya untuk melakukan mining di PC kamu. Biaya membayar listrik akan lebih besar dari Bitcoin yang kamu dapat. Untuk melakukan mining dengan tujuan profit maka kamu butuh hardware yang lebih serius atau biasanya disebut Application-specific integrated circuit chips (ASICs).
Bagaimana legalitas Bitcoin di Indonesia?
Di Indonesia sendiri, Bank Indonesia telah melarang seluruh
penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk memfasilitasi transaksi
dengan mata uang virtual (cryptocurrency) seperti Bitcoin lewat
Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016. Namun sejauh ini, belum
ada aturan spesifik yang mengatur tentang cryptocurrency sebagai komoditi investasi.
Ini berarti tidak boleh ada pembelian barang dan jasa dengan Bitcoin.
Namun kamu tidak dilarang untuk membeli Bitcoin untuk melakukan
investasi.
ConversionConversion EmoticonEmoticon